Sudut Kota #1
malam ini aku mengenangmu untuk kesekian kalinya,
kali ini dengan menyinggahi tempat dimana kita berjanji untuk berhenti di bulan Juni,
sendu sekali rasanya saat tahu tempat ini sudah banyak berubah,
dari suasana, lukisan, bahkan papan menu di bawah TV itu sudah berganti
sudah tidak ada lagi tirai plastik yang menghalangi antara sisi dalam dengan luar ruangan,
sudah tidak ada lagi pernak-pernik tempelan di kaca depan,
entah saat denganmu memang terasa lebih hangat atau suhu di tempat ini yang lebih dingin,
namun, perubahan itu terlihat jelas dan tentunya mengarah ke yang lebih baik
beberapa hal juga masih tetap sama,
masih ada menu Vietnam Drip-mu kala itu,
es krim yang kita bagi dua,
bahkan air mineral yang pernah ku pesan
alih-alih bersamamu, malam ini aku duduk sendiri
di tempat kita kala itu ada dua orang sahabat,
yang satu namanya Eka—hehe aku sempat lihat nametag-nya,
entah satunya lagi bernama siapa, tapi obrolan mereka sepertinya cukup serius,
tepat di depanku ada seorang wanita dan pria, banyak tawa dalam percakapan mereka--dan mungkin cinta,
sementara di sampingku ada seorang wanita yang berkutat dengan gadget miliknya
apa yang ku lihat malam ini menandakan bahwa semua tetap berjalan sebagaimana mestinya,
namun, mengapa rasanya hanya diriku yang berhenti?
aku masih berada di bulan Juni,
masih terpaut olehmu di setiap sudut ruangan ini
aku masih ingat jelas topik saling meninggalkan sore itu,
setiap janji untuk berhenti seolah-olah perasaan ini begitu kecil dan mudah,
setiap resah yang terantai pulang ke rumah,
dan setiap singgahan rindu yang berbalut cemas seakan tiada akhir
malam ini relung terjauh dalam hatiku juga menginginkan perubahan itu,
menginginkan diriku berjalan sebagaimana mestinya,
menginginkan diriku beranjak meninggalkan salah,
dan menginginkan diriku menyerah untuk kita.
- 20 November, 23.06
Komentar
Posting Komentar